Tape test posting

Posted by Suilyas | 11:58 PM | , , , | 0 comments »


Makanan ini yang agak menjatuhkan gengsi kita, walaupun kenyataannya banyak yang suka. Sebabnya apa? Wong tela busuk kok dimakan. Padahal, nggak busuk saja nama telo itu kan sering dikonotasikan dengan kemelaratan, poverty, bahkan kebodohan. Pernah kan dengar ungkapan ‘dasar utek telo’ atau ‘dasar ilat telo’. Maksud ‘ilat telo’ itu lidahnya susah kalau untuk mengucapkan kata-kata yang sedikit berbau intelektual yang biasanya bahasa asing. Sedang ‘utek telo’ itu konotasinya ke ‘lemot’ alias ‘lemah otak’, atau ‘telmi’ alias ‘telat mikir’. Masak bodo, yang jelas siapapun kalau mau coba rasanya tape pasti suka dan tidak ada yang mengharamkan walaupun tape itu mengandung alcohol.
Tape juga bisa disajikan dalam bentuk berbagai macam model. Mulai dari tape goreng yang biasa orang menyebut ‘rondo royal’ (janda royal), prol tape, kolak tape, es tape, jus tape, apa lagi lah. Tape juga tidak hanya dari ubi kayu (telo) saja lho. Bisa dari ketan hitam maupun putih. Bahkan beras biasa juga bisa dibuat tape. Tapi ingat, yang punya penyakit mag lebih baik tidak makan tape. Tapi yang tidak sakit mag-pun, juga terus makan tape asal masih doyan nelen. Bisa pusing atau sakit perut. Dan juga jangan makan tape sebelum sarapan. Olkoholnya itu yang ganas di lambung.
Lalu bagaimana cara membuat tape? Pada dasarnya tape adalah ubi kayu atau ketan atau beras nasi yang di fermentasi, jadi mudah membuatnya. So, nggak usah saya ajari ya?!
READ MORE - Tape test posting

Grontol test posting

Posted by Suilyas | 11:53 PM | , , , | 0 comments »

Makanan ini cocok bagi mahasiswa yang KKN ke daerah yang kurang makmur. Maksudnya, misalnya penduduknya lebih banyak mengonsumsi makanan pokoknya non beras. Ini asumsi kalau daerah makmur penduduknya makan nasi. Nah makanan pokok yang dimaksud disini adalah jagung. Padahal jagung katanya kecuali kaya karbohidrat juga kaya protein lho. Dan makanan dengan bahan jagung itu macamnya banyak sekali. Demikian juga cara memasaknya. Salah satu diantaranya ya grontol ini. Tapi persoalan pokoknya adalah dimasa krisis energi bahan bakar ini sandungan untuk membuat grontol ya bahan bakar. Karena grontol yang bahan bakunya jagung pipil kering ini harus direbus dalam waktu yang lama agar benar-benar empuk. Inti dari tulisan ini adalah kiat memasak grontol agar tidak boros bahan bakar.
Gampang kok. Jagung pipil kering yang akan dibuat grontol, rebus saja dengan kapur untuk makan sirih. Satu kilogram jagung, kapur sirihnya kira-kira satu sendok makan. Kalau jagungnya satu ton, yang tinggak kalikan seribu. Ternyata kapur sirih ini membuat lebih cepat panas dan temperature yang lebih tinggi. Perhatikan ya, setelah rebusan jagung menjadi seperti bubur, tetapi bukan jagungnya jadi lumat lho, hanya jagung itu seperti larut dalam lumpur dan sedikit pecah-pecah. Turunkan dari api dan cuci dengan air bersih berkali-kali hingga bersih dari air kapur. Kemudian rebus lagi dengan air bersih. Beres dah, grontol siap disantap dengan campuran parutan kelapa muda tambah sedikit garam. Atau, rebus dengan santan dan garam secukupnya. Beri bawang putih dan daun salam. Wooo rasanya akan beda bro. Walau demikian untuk yang ompong giginya masih bisa juga menikmati grontol ini dengan cara ditumbuk. Beri sedikit bawang merah. Menu ini namanya jadi ‘getuk grontol’. Asyik kan!!! Lha untuk yang giginya masih lengkap, setelah dicuci dari air kapur, goreng saja, namanya sudah beda lagi, yaitu: ‘marning’. Kalau di supermarket satu plastic yang 2 ons, harganya ada yang sampai Rp. 7.000,--. Itulah jagung. Wah pokoknya untuk jagung ini resepnya banyak lah.
READ MORE - Grontol test posting